fbpx
Topik / Artikel
Wawancara March 31, 2018

Digital Fashion Week: Acara Fashion dan Lifestyle Unik Karya Orang Indonesia

Bagikan

Singapura tidak hanya maju dalam hal infrastruktur dan standar hidup saja, tetapi negara ini juga ianggap sebagai salah satu ibukota fashion di Asia. Singapura menarik orang-orang berbakat dan acara berskala besar yang menakjubkan, salah satunya adalah Digital Fashion Week Singapura (DFW). Kami bertemu dengan salah satu pendiri DFW Singapore, Charina Widjaja yang berasal dari Indonesia. Charina melakukan yang terbaik untuk menemukan talenta lokal dan membuktikan bahwa Asia (dan Singapura) memiliki banyak hal yang ditawarkan dunia fashion.

Mengapa Anda memilih untuk pindah ke Singapura dan menjalankan bisnis mode di sini?

Saya pindah ke sini untuk melanjutkan studi di Raffles Design Institute mengambil jurusan Desain Visual. Sedari kecil, saya selalu tertarik untuk mencari tahu lebih dalam mengenai hal-hal yang berbau kreatif, seperti menggambar dan melakukan hal kreatif lainnya. Semasa kuliah, saya mempelajari Photoshop dan membuat semua hal menjadi indah karena saya selalu menyukai hal-hal visual, tetapi saya tidak memiliki latar belakang fashion kala itu.

Di Singapura, pertama kali saya bekerja di sebuah agensi periklanan dan di sana lah saya belajar tentang pemasaran, komunikasi visual, dan mengelola beberapa acara. Tahun 2011, saya sudah memiliki jaringan yang bagus dan mengenal beberapa desainer yang telah menginvestasikan uang 2-3 juta untuk merek fashion mereka. Enam bulan kemudian, usaha mereka pun harus gulung tikar karena ketatnya persaingan. Kurangnya promosi dan iklan bagi para desainer tingkat menengah ini menjadi masalah utama yang membuat mereka sulit untuk mengalahkan popularitas merek fashion tingkat menengah dunia. Dari situ lah Digital Fashion Week (DFW) lahir, karena bagi kami DFW menjadi alat pemasaran untuk mempromosikan label-label independen.

Oktober 2012 menjadi acara terbesar pertama di mana kami mendukung enam desainer dari Singapura dan satu dari Tiongkok. Kami memulainya dengan membuat sebuah program pertukaran dan kunci utamanya adalah mencampur konten lokal dengan internasional karena hal itu yang akan diperbincangkan oleh media. Kami juga menjadi yang pertama membuat fashion week hadir dalam bentuk live streaming, yang artinya bisa ditonton di mana saja. Sebab, tidak semua orang bisa menghadiri peragaan busana merek mewah, tetapi kami memberikan kesempatan itu kepada semua orang yang ingin melihat hasil karya desainer lokal maupun internasional. Di tahun 2012, kami meluncurkan Digital Fashion Week dengan menggandeng YouTube dan Google sebagai mitra pemasaran raksasa kami. Sukses berhasil kami raih dan menjadikan kami lebih kuat. Tahun 2013 kami memilki desainer dan pembicara asal Inggris, fashion talks, mengundang Naomi Campbell, dan memulai kolaborasi dengan stasiun TV regional.

Digital Fashion Week

Sumber foto: Charina Widjaja

Tahun 2014, kami meluncurkan kampanye pemasaran menarik lainnya, yakni menggundang para blogger dari banyak negara. Mereka berhasil mempromosikan para desainer kami untuk mencapai target pasar yang diinginkan. Di tahun yang sama kami juga ditawari untuk berkolaborasi bersama Bangkok International Fashion Week. Kini, Digital Fashion Week tidak hanya fokus pada fashion tetapi juga pada makanan (food), perjalanan (travel), dan gaya hidup (lifestyle). Konsep ini pun sukses pada tahun 2015 lalu dan di tahun 2016, kami membawa lebih banyak desainer Korea.

Tahun 2017 ini, kami membawa konsep tersebut ke Indonesia. Sekarang, tujuan kami sedikit berbeda yakni pada penjualan. Artinya, kami tidak hanya melakukan sebuah pertunjukan peragaan busana tetapi kami juga mengelola penjualan para desainer yang berpartisipasi dalam acara ini. Orang-orang yang tertarik dengan koleksi yang dipamerkan pada peragaan busana dapat langsung membeli pakaian desainer dalam sebuah trunk-show (acara penjualan kecil di mana calon pembeli bisa melihat lebih dekat koleksi-koleksi desainer). Kami juga membuat toko pop-up selama dua bulan untuk menjadi tempat penjualan bagi para desainer.

Apakah sulit untuk memulai sebuah bisnis di Singapura dan apa saja hambatan yang Anda hadapi?

Bisa dikatakan menyenangkan dan menantang. Bagi kami, pangsa pasar memang sangat menarik, tetapi salah satu tantangannya adalah biaya tenaga kerja di Singapura sangat tinggi sehingga mempertahankan bisnis di Singapura menjadi hal yang berat. Tantangan lainnya yaitu mengembangkan bisnis yang dimiliki, karena mempertahankan bisnis adalah suatu hal penting, tetapi Anda juga tidak akan ingin mempertahankannya selamanya. Sebenarnya, kami adalah sebuah agensi pemasaran dan Digital Fashion Week adalah salah satu proyek kami. Para pengiklan mengetahui keberadaan kami karena acara DFW dan mereka tahu kami adalah tim yang sangat kreatif sehingga mereka ingin berkolaborasi dan hal ini menciptakan banyak peluang menarik bagi kami.

Digital Fashion Week

Sumber foto: Charina Widjaja

Kami juga selalu memberi tahu klien dan mitra kami bahwa kami tidak hanya ada di Singapura tetapi juga Thailand dan Indonesia karena ketiga pasar ini adalah pasar terkuat kami. Jadi, saya yakin bahwa mempertahankan bisnis di Singapura akan sulit jika Anda hanya terlalu fokus di Singapura saja, tetapi sebaliknya itu akan menjadi hal yang menyenangkan bila Anda membangun bisnis ke pangsa pasar lain dan brand Anda akan dikenal sebagai brand internasional. Bisnis adalah semua tentang peluang, mulai dari orang yang Anda temui, kerja keras, kreativitas, dan ketekunan.

Sejauh ini, apa mimpi tergila Anda?

Saya sedang berusaha menciptakan beberapa pilar gaya hidup, yaitu fashion, travel, food dan art. Masih banyak acara dan kegiatan pemasaran yang harus dilakukan, tapi kami memiliki tujuan untuk menciptakan produk kami sendiri sehingga pada akhirnya kami bisa memasarkan baik secara lokal maupun internasional.

Apa pendapat Anda mengenai fashion Indonesia?

Saya baru saja mulai mempelajarinya akhir-akhir ini karena bertepatan dengan peluncuran DWF di Indonesia dan menurut saya di sana banyak sekali pilihan, desainer, dan talenta. Bagi mereka, tantangannya adalah bagaimana menjadi populer di Indonesia dan bagaimana mempromosikan merek mereka ke luar negeri. Jadi, tujuan kami adalah memilih desainer yang siap go global dan kami akan membantu mereka untuk pergi ke Singapura, Thailand, dan Tiongkok. Tahun depan akan ada lebih banyak lagi negara dan kota, semoga termasuk pasar Eropa.

Jika Anda ingin informasi lebih lanjut, kunjungi situs resmi Digital Fashion Week www.digitalfashionweek.com.

Dan jika anda ingin tahu tentang berbagai informasi dan acara menarik di Singapura, pastikan selalu membaca majalah digital SGB! Kamu hanya perlu klik di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *